Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta yaitu Lia Nurul Husnah, Meivitasari, dan Pradekatiwi mengembangkan tempe yang berbahan dasar biji ketapang.
Lia Nurul Husnah mengatakan, kebanyakan orang belum mengetahui bahwa biji ketapang memiliki kandungan gizi tinggi sehingga selama ini biji ketapang hanya menjadi sampah organik. "Ternyata biji ketapang memiliki rasa gurih dan kandungan gizi tinggi. Antara lain, protein 25,3 persen, gula 16 persen, serat 11,75 persen, karbohidrat 5,8 persen, serta berbagai macam asam amino," katanya.
Kandungan gizi tersebut berasal dari biji ketapang bersih tanpa kulit yang dapat dipanen setiap tiga bulan setelah mulai berbuah. "Produk biji ketapang dapat menjadi salah satu upaya untuk penganekaragaman bahan pangan. Terlebih lagi tanaman ketapang tergolong mudah dibudidayakan," katanya.
Belakangan ini, pasokan kedelai sebagai bahan baku tempe juga tidak mencukupi kebutuhan nasional sehingga pemerintah harus mengimpornya. Pohon ketapang banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia dan cocok ditanam di daerah dengan iklim pesisir dan dataran rendah hingga ketinggian sekitar 400 m dengan curah hujan antara 1.000-3.500 mm per tahun.
"Pemanfaataan biji ketapang selama ini masih minim. Hanya digunakan sebagai pengganti biji almond dalam kue-kue, bahan pembuatan selai, dan bahan mi," katanya.
Bentuk buah pohon ketapang seperti buah almond. Besar buahnya kira-kira 4-5,5 cm berwarna hijau. Ketika tua, warnanya menjadi merah kecokelatan.
Lia Nurul Husnah mengatakan, kebanyakan orang belum mengetahui bahwa biji ketapang memiliki kandungan gizi tinggi sehingga selama ini biji ketapang hanya menjadi sampah organik. "Ternyata biji ketapang memiliki rasa gurih dan kandungan gizi tinggi. Antara lain, protein 25,3 persen, gula 16 persen, serat 11,75 persen, karbohidrat 5,8 persen, serta berbagai macam asam amino," katanya.
Kandungan gizi tersebut berasal dari biji ketapang bersih tanpa kulit yang dapat dipanen setiap tiga bulan setelah mulai berbuah. "Produk biji ketapang dapat menjadi salah satu upaya untuk penganekaragaman bahan pangan. Terlebih lagi tanaman ketapang tergolong mudah dibudidayakan," katanya.
Belakangan ini, pasokan kedelai sebagai bahan baku tempe juga tidak mencukupi kebutuhan nasional sehingga pemerintah harus mengimpornya. Pohon ketapang banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia dan cocok ditanam di daerah dengan iklim pesisir dan dataran rendah hingga ketinggian sekitar 400 m dengan curah hujan antara 1.000-3.500 mm per tahun.
"Pemanfaataan biji ketapang selama ini masih minim. Hanya digunakan sebagai pengganti biji almond dalam kue-kue, bahan pembuatan selai, dan bahan mi," katanya.
Bentuk buah pohon ketapang seperti buah almond. Besar buahnya kira-kira 4-5,5 cm berwarna hijau. Ketika tua, warnanya menjadi merah kecokelatan.
Sumber : ciputraentreprenuerchip.com