Kumpulan Ide-ide Bisnis Terbaru Yang Siap Dijalankan Untuk Menuju Kesuksesan di Tahun Ini. Silahkan Diamati,Ditiru Dan Dimodifikasi Ide Bisnis Diblog Ini.( kirimkan ide bisnis atau Usaha Untuk Kami Promosikan Diblog Ini Silahkan Anda ke blocknotinspire@gmail.com )
Kunjungi Versi Mobile KLIK http://ide17bisnis.blogspot.com/?m=1 atau ( KLIK DISINI )

Ide Jitu Bisnis Pannerie Violin Made In Bogor

Bogor tak hanya dikenal sebagai kota hujan. Bogor juga dikenal sebagai pusat kerajinan tangan (handycraft). Banyak produk usaha mikro kecil menengah (UMKM) berbasis kerajinan dihasilkan di kota  tales ini.
Dampak tekanan krisis finansial yang melanda dunia bukan hanya dialami oleh para pelaku usaha skala besar, namun juga dialami oleh pelaku UMKM termasuk sektor mikro kerajinan tangan di Kota Bogor.

Sebut saja Irpansah, salah satu perajin pembuat biola asal Bogor mengaku beberapa bulan terakhir permintaan produksi biolanya mengalami sepi order. Meski tidak terkait langsung, ia memperkirakan para pemesan biola ciptaanya mulai mengerem permintaanya karena mengutamakan kebutuhan prioritas.

Selama ini Irpan banyak mendapat pesanan dari berbagai individu peminat alat musik zaman Barok ini dan beberapa lembaga pendidikan musik termasuk sekolah-sekolah. Peminat biolanya pun sudah menyebar ke berbagai pelosok Indonesia seperti Jawa, Kalimantan dan Sumatera.

"Sekarang ini memang permintaan turun, terutama permintaan dari pembeli massal, yah sekarang hanya meladeni pembeli perorangan saja," kata Irpan kepada detikFinance.

Namun ia tetap optimistis permintaan terhadap biola akan tetap ada, karena ia meyakini daya tarik alat musik satu ini akan selalu menghanyutkan hati para peminatnya, paling tidak sebagai koleksi atau souvenir.

"Sebentar lagi ada showroom musik yang sudah melakukan penjajakan permintaan massal biola, saya harap bisa segera jalan," harapnya.

Dengan dibantu oleh beberapa karyawannya, ia berhasil menciptakan beberapa biola dengan segala ukuran mulai dari 1/4, 1/2, 3/4, dan 4/4/ (standar). Hasil produksinya pun terbilang lumayan, per bulannya ia berhasil memproduksi belasan bahkan puluhan unit biola.

Semua biola yang ia buat adalah biola buatan tangan (handmade), sentuhan mesin hanyalah pada bagian awal pembentukan pola sedangkan proses dan finishing semuanya menggunakan tangan kreatif Irpan.

Selama 3 bulan terakhir ini, produksi dan penjualannya relatif sepi, ia hanya mampu memproduksi dan mejual dibawah 10 unit per bulan, kondisi ini sangat jauh dari bulan-bulan sebelumnya, dimana ia mampu menjajakan biolanya hingga puluhan unit.

"Bulan-bulan ini pemesanan masih bisa dihitung dengan jari," keluhnya.

Selain mengalami sepi order, usahanya mengalami permodalan yang minim, terlebih lagi untuk modal kerja. Tak jarang Irpan kesulitan modal kerja pada saat-saat terjadi permintaan massal. Maklum biasanya para pemesan hanya memberikan uang muka relatif kecil dibandingkan dengan harga jualnya. 

Untuk itu, ia mengharapkan adanya investor atau uluran tangan dari pemerintah untuk bisa menyuntikan modal bagi usahanya yang terbilang langka dan unik ini.

Berambisi Jadi Stradivarius Ala Indonesia

Irpan panggilan akrab Irpansah memulai usaha kerajinan biola sejak tahun 2002 lalu, sebagai seorang tamatan SMA, mencari pekerjaan sedemikian sulit baginya. Akhirnya ia memutuskan berjualan kaki lima, sampai akhirnya ia bertemu dengan Mustapa yang juga pengusaha kerajinan UMKM.

Irpan dipercaya menjadi asisten usaha kerajinan tangan alat-alat musik di Bogor termasuk membuat biola. Dalam perkembangan selanjutnya ia memutuskan untuk memilih banting setir dengan membuat bendera sendiri dan mengembangkan usaha kerajinan biola di desanya.

Melalui bengkel sederhana di rumahnya di kawasan kaki Gunung Salak Bogor, ia mulai membuat terobosan dengan membuat biola-biola berkualitas dengan kayu-kayu pilihan, semua biola buatannya diberi nama Pannerie Violin.

Walhasil biola ciptaannya mulai banyak dilirik orang, mulai dari teman, sampai turis asing pun sempat membeli beberapa biola buatannya. Biola yang ia buat pun bervariatif baik dari sisi warna, model, ukuran dan bentuk-bentuk unik yang biasa sebagai pesanan khusus.

"Pada pameran beberapa waktu lalu, sempat ada turis asing asal Australia yang memborong biola buatan saya, akhirnya biola saya "diekspor" juga tuh," selorohnya dengan bangga.

Sosok pembuat biola legenda Antonio Stradivarius asal Italia, begitu melekat bagi Irpan. Sampai-sampai semua referensi soal empunya pembuat biola ini ia kumpulkan sebagai sarana menambah wawasan.

Belakangan ini, Ia juga sedang mengembangkan pembuatan celo (biola bass besar) yang juga bagian dari keluarga musik gesek Eropa. Walhasil, melalui perantara temannya, ia berhasil menarik salah satu kelompok personil musik DEBU untuk memesan celo buatannya.

"Personel debu itu pesan celo kecil buat hadiah ulang tahun anaknya," ujar Irpan.

Irpan mengatakan, yang terpenting adalah kepuasan dirinya sebagai seorang perajin kecil dan seorang pemuda desa di kaki Gunung Salak, yang hasil karyanya telah dibeli dan dihargai orang banyak.

Pernah suatu hari, Irpan menceritakan betapa sayangnya, ia melepas biola kesayangannya untuk dijual oleh seorang pembeli di sebuah pameran karena ia menggangap biola itu buatan pertamanya dan menjadi master karyanya. Bahkan ia juga mengaku belum pede menjual karyanya ke orang lain.

"Pertama kali saya buat biola, ada pembeli menawar dan akhirnya saya jual, saat itu perasaan saya merasa sayang sekaligus nggak pede untuk menjualnya, akhirnya saya jual juga," kenangnya.

Maklum, selama ini para pembuat biola di Indonesia jumlahnya relatif sangat sedikit dan masih bisa dihitung dengan jari dan umumnya mereka otodidak tanpa pendidikan khusus, padahal alat musik yang satu ini terbilang sulit untuk membuatnya. Tak heran kampus-kampus di Eropa dan AS membuka kelas khusus atau fakultas dengan program studi khusus membuat biola dengan biaya mahal.

"Biola alat musik yang sukar dibuat butuh ketekunan untuk membuat biola bersuara indah, saya sebagai pemuda desa sangat senang biola saya dihargai orang," katanya.

Selain memproduksi biola, Irpan dan beberapa karyawannya melayani berbagai perbaikan alat musik khususnya alat musik gesek biola yang rusak.

Ngomong-ngomong soal harga, harga biola buatan Irpan berkisar antara Rp 800.000 sampai Rp 2 juta (khusus untuk jenis celo). Sampai sekarang ia belum memiliki showroom khusus untuk biola buatannya, namun ia berencana akan membuka gerai di pusat perbelanjaan UMKM di Tanah Abang.

"Saya lebih berpromosi pada ajang pameran seperti Inacraft, SME'sCo dan dari mulut ke mulut," jelasnya.

Berminat mendapatkan biola Irpan? Silakan menghubungi
Irpansah
Jl Raya Gunung Salak Endah
Kampung Babakan RT 02/02
Desa Gunung Bunder 1
Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor Jawa Barat.

Sumber : detik.com


Twitter Delicious Facebook Digg Favorites More