Maraknya permintaan buah naga sejak beberapa tahun belakangan ini, mendorong para pelaku agribisnis untuk membudidayakan tanaman buah yang berasal dari daerah Meksiko, Amerika Tengah dan Amerika Selatan ini sebagai peluang usaha yang menjanjikan untung besar. Bahkan tidak hanya membudidayakan jenis buah naga daging putih, daging merah, serta buah naga kuning, yang sudah familiar di lingkungan masyarakat saja. Saat ini para petani buah naga di Indonesia khususnya di daerah Kediri, Jawa Timur, mencoba melakukan inovasi baru dengan mengenalkan buah naga daging hitam kepada masyarakat luas.
Varietas baru berdaging hitam ini dikembangkan Prof. Dr. H. KPH. A.P Kusumoningrat, Ph.D di lereng gunung Wilis Kediri, Jawa Timur, pada tahun 2003. Sebenarnya buah naga hitam merupakan pengembangan dari buah naga daging merah yang dibudidayakan dengan tambahan pupuk khusus yaitu pupuk natural hitam, yang terdiri dari campuran kotoran sapi, ampas jamu, cengkih sisa pabrik rokok (cengkok cengkih), serta abu sekam. Campuran pupuk khusus yang digunakan dalam proses budidaya tersebut mengakibatkan kandungan beta karotin pada buah naga meningkat, sehingga warna daging yang dihasilkan cenderung lebih gelap dan mendekati warna hitam.
Varietas baru berdaging hitam ini dikembangkan Prof. Dr. H. KPH. A.P Kusumoningrat, Ph.D di lereng gunung Wilis Kediri, Jawa Timur, pada tahun 2003. Sebenarnya buah naga hitam merupakan pengembangan dari buah naga daging merah yang dibudidayakan dengan tambahan pupuk khusus yaitu pupuk natural hitam, yang terdiri dari campuran kotoran sapi, ampas jamu, cengkih sisa pabrik rokok (cengkok cengkih), serta abu sekam. Campuran pupuk khusus yang digunakan dalam proses budidaya tersebut mengakibatkan kandungan beta karotin pada buah naga meningkat, sehingga warna daging yang dihasilkan cenderung lebih gelap dan mendekati warna hitam.